Minggu, 15 Oktober 2023

PESTA DEMOKRASI DI DESA YANG BERMUARA PADA FRAGMENTASI SOSIAL MASYARAKAT (STUDI KASUS: DESA SEPANG)

Saya Anak Desa Sepang: Benediktus H. Batang


 Saya Benediktus H. Batang generasi masyarakat Desa Sepang yang sedang dalam proses menempuh pendidikan formal di Bali. Saya kemukakan Opini saya ini secara terbuka dengan didasari oleh rasa rindu dan rasa cinta saya untuk semua masyarakat Desa sepang. Bersamaan dengan statement terbuka ini saya menganalisa dinamika sosial baik dari pandangan aspek politik, adat serta ekonomi.
    Opini terbuka ini saya buat sebagai bentuk pandangan edukasi untuk kita lebih terbuka dalam menghadapi dinamika sosial politik di Desa untuk meminimalisir disintegrasi sosial, disntegrasi adat dan disintegrasi keluarga. Pernyataan saya ini sangat realistis dengan kondisi yang ada di Desa sepang saat ini. Sebelum saya melanjutkan, saya ingin meberikan sedikit gambaran umum tentang Desa saya yaitu Desa Sepang baik itu dari aspek Geografi Maupun Demografi. Berangakat dari sejarah berdirinya Desa sepang yang merupakan pemekaran dari Desa Golo Sepang yang berada di dekat pesisiran pantai di Kecamatan Boleng. Desa Sepang berdiri pada tahun 1997 selama tahun itu terjadi 1 kali pergantian Kepala Desa. Kepala Desa yang Pertama bernama Theodorus Tolen menjabat selama 1 Periode yaitu dari Tahun 1997 sampai dengan Tahun 2003, Kemudian Kepala Desa ke dua  dan ke tiga yaitu Yohanes Jasa  menjabat 2  Periode dari Tahun 2003 sampai dengan 2016 kemudian Kepala Desa yang Ke Empat yaitu Fransiskus Xaverius Honggo, dari tahun 2017 sampai 2022. Penduduk Desa Sepang berasal dari Suku Flores /Manggarai. Desa Sepang berada  di  bagian selatan  Ibukota  Kecamatan  Boleng  Dan  berada bagian utara Ibu kota Kabupaten Manggarai Barat dengan Ketinggian antara  35 m diatas permukaan Laut, kondisi alam yang terdiri dari  lembah dan perbukitan dengan curah hujan rata-rata pertahun antara 4 s/d 5 bulan  hujan. Suhu  harian rata-rata 30 c s/d 45 derajat  Celsius.
    

Dengan Jumlah penduduk 1648 Jiwa terdiri dari Laki-laki berjumlah 828  jiwa dan perempuan berjumlah 820 jiwa, Jumlah KK 392 yang terdiri dari  149  KK adalah RTM. (RPJMDesa, 2017-2022). Berdasarkan data perhitungan, luas wilayah Desa Sepang adalah 259 Ha Desa  Sepang terbagi atas 2  Dusun,  4 RW dan  11 RT, dengan batasan wilayah Desa Sepang adalah sebagai berikut :

Sebelah Utara                         : Desa Golo Sepang

Sebelah Selatan                      : Desa Beo Sepang

Sebelah Timur                        : Desa Mbuit

Sebelah Barat                         : Desa Tanjung Boleng


Kondisi Budaya dan Agama

Penduduk yang tinggal di Desa Sepang terdiri dari suku Manggarai, serta para  pendatang dari daratan pulau yang lain. Penduduk sebagian besar beragama Katolik.

            Masyarakat Desa Sepang Hidup dalam suasana tolong-menolong dan gotong royong sudah menjadi ritme kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai solidaritas sosial dan kebersamaan masyarakat yang berarti saling membantu, gotong-royong untuk menyelesaikan suatu pekerjaan tanpa mengharapkan suatu imbalan jasa. saling mengunjungi dalam rangka memupuk silaturahmi dan saling menghormati satu sama lain. Keyakinan terhadap adat istiadat yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat Desa Sepang sangat dihormati dan dilaksanakan sejalan dengan nilai-nilai agama dan adat istiadat. Keberadaan Lembaga Adat di Desa Sepang  tidak dibentuk secara resmi, namun masyarakat Adat mengakui adanya Pemangku Adat (Tua Golo ) didesa sepang terdapat 4 Empat Tu’a golo yakni Tua Golo Lekaturi,Tua Golo Tebedo,Tu’a Golo Ndehek,tu’a Golo Golo Sepang.


Kondisi Sosial

            Penduduk Desa Sepang mempunyai mata pencaharian Utama Petani, Pengusaha kecil, Peternak dan sebagian kecil bergerak pada bidang usaha Jasa transportasi darat. Tingkat Kesehatan masyarakat rata-rata belum memenuhi standar kesehatan karena tingkat kesakitan sangat tinggi.

Kondisi Ekonomi

            Kurang lebih 70% masyarakat Desa Sepang yang bermata pencaharian petani, peternak lebih kurang  92%, 5 % Pegawai Negeri/Swasta, sedangkan 3 %  nya adalah pengusaha kecil dan jasa angkutan. Sumber Data, (RPJMDesa, 2017-2022).

            Potensi Ekonomi dan Pengembangan yang berkelanjutan berdasarkan konsentrasi dari aspek mata pencahariaan yaitu Petani dan Peternak yang memilki potensi pengembangan yang perlu diperhatikan secara prioritas. Dari luas wilayah Desa Sepang yaitu 259 Ha dengan penggunaan Perkebunan: 56,3125  dan Persawahan 156 Ha ini merupakan luas lahan yang sangat besar apabila digarap dan dioptimalkan dengan pemberdayaan dan pengawasan pemerintah Desa.

            Potensi pengembangan pariwisata dengan keindahan alam persawahan yang begitu luas juga Terdapat di sepanjang Desa Sepang, serta Wisata Budaya maupun wisata Rohani dengan mengembangan letak geografis dari Gua Maria Golo Lada yang sangat strategis untuk bersepeda dengan membuat rute wisata yang bersinergi serta lainnya yang belum dikelola baik oleh pihak Swasta maupun Pemerintah Desa.

            Atas dasar potensi yang ada sangat memungkinkan Desa Sepang untuk bisa berkembang untuk meningkatkan perekonomian masyarakat apabila memanfaat anggaran Dana Desa yang dialokasikan sesuai urgensi skala prioritas masyarakat. Dana Desa dialokasikan oleh Pemerintah untuk Desa dimana Pengalokasian Dana Desa dihitung berdasarkan jumlah Desa dan dialokasikan dengan memperhatikan jumlah penduduk (25%), jumlah penduduk miskin (35%), luas wilayah (10%) dan tingkat kesulitan geografis (30%) yang ditransfer melalui APBD Kabupaten/Kota untuk selanjutnya ditransfer ke APB Desa. Pengelolaan Dana Desa dalam APBD Kabupaten/Kota maupun APB-Desa dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan di bidang pengelolaan keuangan daerah/Desa dengan dasar hukum PP No 60 Tahun 2014 tentang Dana Desa yang bersumber dari APBN dan Permendagri no 113 tahun 2014 tentang pengelolaan keuangan Desa. Dana Desa dikelola secara tertib, taat pada ketentuan peraturan perundang-undangan, efisien, ekonomis, efektif, transparan dan bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan serta mengutamakan kepentingan masyarakat setempat.

            Saya sangat prihatin dengan kondisi sosial yang sedang terjadi di Desa Sepang saat ini disebabkan oleh dampak dinamika politik Desa yang berkepanjangan. Hingga pada saat ini terjadinya disintegrasi sampai pada ruang lingkup keluarga. Peran lembaga adat istiadat dalam situasi seperti mesti optimal untuk menjaga kesetabilan sosial di masyarakat Desa sehingga proses pemerintahan Desa tetap pada Koridor untuk terus melakukan program Pembangunan Desa. Disini sebagai generasi Desa saya meberikan opini bahwa dampak dari kurangnya sosialisai terkait UU Desa yang dikeluarkan oleh Pemerintah spesifik tertuang dalam Pasal 53 UU Nomor 6 Tahun 2014. Dampak dari kurangnya sosialisai itu sangat jelas terlihat di tengah masyarakat Desa Sepang hingga pemerintahan mengalami disorientasi. Dan dari hal itu Desa sekarang menjadi satu system monarki baru didalam Demokrasi Indonesia saat ini. Disorientasi pemerintahan Desa ini sangat rentan terjadi didaerah yang tertinggal. Arah pemerintahan Desa tidak lagi pada orientasi pengembangan namun pada monarki pembagian kekuasaan di pemerintahan Desa.

            Saya sebagai generasi sangat prihatin akan dampak yang berkepanjangan dari dinamika politik di Desa Sepang yang berakibat pada Disintegrasi hingga pada ruang lingkup kekeluargaan. Hal ini juga akan berdapak pada kesetabilan sosial adat istiadat. Disini saya memberikan sedikit pemikran terbuka agar kita menyikapi Demokrasi ini dengan rasional dan Dewasa bukan sebagai ajang untuk memecahkan keharmonisan yang telah dipupuk oleh orang tua kita berpuluhan Tahun.

Saatnya kita berorientasi pada pengembangan sumber daya serta potensi yang ada di Desa Sepang Khususnya di sektor Peternakan dan Pertanian untuk meningkatkan perekonomian.

 

Saya Anak Desa Sepang: Benediktus H. Batang



Sabtu, 23 Oktober 2021

Keadilan dan Kesejahteraan memiliki Kesetaraan Utopis dengan cita-cita “Fajar Hitam” yang Terbit dari Timur.



        Cita-cita sang fajar yang terbit dari timur kian tahun kian meredup sejalan dengan meningkatnya pola primordialisme yang terus dipolarisasi dengan materi politik yang bertentangan dengan dimensi ruang pada tubuh demokrasi. Produk akademik dan intelektual yang bersinar dari ufuk timur terus memancarkan cahaya untuk negeri, cahaya sang fajar itu memilki resolusi yang sama dengan sinar mentari yang enggan terbenam meski sudah di ufuk barat. Demokrasi memang sudah memberikan energi pada tubuh sang fajar untuk bersinar dengan cahayanya namun keindahan yuridiksi itu masih dinikmati oleh mentari yang bersinar dengan warna pelanginya. Krisis materi pada tubuh demokrasi itu mengurungkan cita-cita sang fajar, negeriku dari sabang sampai marauke kapankah engkau merestui fajar menerangi langkahmu. Pergeseran ruang demokrasi yang terus dipersempit dengan teori imperialisme yang mengatasnamakan keadilan, kemakmuran dan kesejahteraan rakyat.


                                            Gambar Apa Ini ? Cepat Hapus !!! Perintah Mentari.

Bagaiman yuridiksi spekulan tanah ini, yang terus mencari dukungan para pangeran dan ratu kapitalis serta kembali sosialis dengan argumen-argumen konservative agar cahaya mentari tetap bersinar dengan warna pelangi. Maaf sang fajar teruslah berharap pada keindahan demokrasi yang terus dicita-citakan seperti keadilan, kemakmuran, kesejahteraan yang Utopia.



#Fajar Timur

#Krisis Demokrasi

#Utopia

Penulis : Benediktus H. Batang


Senin, 21 Desember 2020

DOMINASI TEKNOLOGISME MENEKAN PERILAKU SOSIALISME


Perubahan pola dasar perilaku terus diuji oleh peradaban yang selalu berkompetisi menciptakan sesuatu yang baru. Menelaah dari sisi filsafat yang merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan. Dan  para pemikir besar seperti Karl Marx sejak pertama muncul dengan pemikiran Materialisme Historis dan Materialisme Dialektis. Baik didalam pemikiran filsafat maupun didalam berbagai aspek kehidupan social, ekonomi, politik, agama dan kebudayaan. Filsafat yang telah menjadi induk dari segala pengetahuan mencoba memberi jawaban mendasar (radix) atas persoalan yang melingkupi persoalan manusia baik tentang diri maupun interaksi lingkungan. 

Sosialisme yang merupakan iklim perkonomian yang berusaha untuk menggantikan persaingan individual dalam system kapitalisme menjadi suatu bentuk kerjasama social, yang menempatkan pemenuhan kebutuhan masyarakat keseluruhan diatas golongan. Cara yang paling sering dipakai untuk mencapai sosialisme adalah menempatkan kendali kepemilikan alat-alat produksi kepada masayarakat. Sosialisme hadir sebagai penengah dari kapitalisme diantara terdisrupsinya komunisme akibat politik global terus berevolusi dan berkompetetif untuk mendominasi pasar bebas. Ketika Uni Soviet runtuh orang bilang “ the end of Cominism” namun  ada juga yang mengatakan “the end of Capitalism” ketika jagoan pasar bebas seperti Lehman Brothers, Enron, Arthur Andersen dan berbagai perusahaan dotcom ambruk. Tapi saya juga ingin bertanya “when the capitalism will be end ?”. Apakah dominasi Teknoligisme adalah jawabannya ?

Dari Hipotesa Daniel Bell yang sudah menulis sejak era 1960-an yang mengatakan bahwa ideologi politik telah makin irrelevant dikalangan orang berakal sehat. Why ? KARENA MASYARAKAT MASA DEPAN AKAN LEBIH DIDORONG ATAU DITARIK OLEH PERGERAKAN TEKNOLOGI. Ingat tembok berlin rata tanah lantaran teknologi informasi yang menjadi salah satu penyebab demokratisasi arus informasi ke segeala penjuru. Tak ada mekanisme sensor yang cukup kuat untuk membendung laju diseminasi informasi diera teknologi sekarang ini. Jadi apakah nantinya yang tersis 20 puluh tahun kemudian, 50 puluh tahun kemudian dan 100 tahun kemudian, Teknologisme-kah ? Untuk kapitalisme, mengkinkah ? Bersyukurlah Indonesia lahir diatas Suatu Konsepsi besar yang merupakan PANCASILA sebagai dasar acuan Bersama. 

Masuk Pada orientasi nalar politik yang sedang dipropagandakan diantara elit dan semoga tidak ada guncangan dari kapitalis yang diproyeksikan pada 2030 terjadi penghematan devisa akibat pengurangan impor BBM setara 77 ribu barel oil per day. Ini dapat menghemat devisa sekitar US$ 1,8 Miliar dan menurunkan CO2 11,1 juta ton CO2-e. Untuk mencapai kondisi tersebut, teknologisme hadir menjawab dengan menargetkan 2 juta unit kendaraan Roda empat dan 13 juta unit kendaraan roda 2. Apakah ini nantinya jawaban dari Ekonomi Pancasila ? mungkinkah jawaban juga bagi Teknologisme ?  
Siapa Yang kenyang ?
Bersambung......
Tunggu Tahun 2030 


Benediktus Homari Batang 

Selasa, 15 September 2020

Bangunan Demokrasi Manggarai Barat Semakin Terdistorsi oleh kepentingan Pragmatisme



Kekuatan otonomi lokal yang kian kesini  kian berafiliasi dengan kepentingan yang proporsisonal komersil dan belum berbasis pada aspirasi masyarakat. Realitas ini semakin kontra produktif dengan penguatan demokrasi lokal yang berotonom. Tidak salah peradaban manusia yang berada di bawah sistem demokrasi menyembunyikan kepentingan dibalik sebuah kalimat politik dan dihibur dengan kalimat demokrasi. Padahal orientasi ideal yang mengacu pada demokratisasi  dalam kehidupan bernegara  yaitu adanya jaminan mekanisme kontrol dari masyarakat. Tapi pada kata politik ada janji  yang belum tentu ada jaminan kontrol dari masyarakat agar apa yang dinamakan dengan janji politik itu tidak hanya menjadi bunga mekar kesiangan pada saat pesta demokrasi.

Tebar pesona dari setiap petarung seakan harum disaat pesta demokrasi hingga publi terlena dengan wangi yang mempesona dari janji politik. Tapi pada realitasnya nanti masyarakat tidak punya alat kontrol sebagai penjamin, hanya bermodalkan asas dasar saling percaya sebagai kontrak kesepahaman pilihan dalam demokrasi. Kata demokrasi tetap aman pada posisinya namun kata politik terus berevolusi untuk menggerogoti demokrasi dengan berbagai macam kepentingan yang pragmatis. Lebih sangat berakhlak bila kepentingan yang berevolusi dalam kata politik itu adalah janjinya yang menjadi harapan masyarakat dan lebih berakhlak lagi bila itu nantinya akan terwujud serta pro rakyat. Namun kali ini rakyat seharusnya kian cerdas dan tak boleh jauh dari harapan, meskipun dari sejumlah pilihan yang ada banyak diwarnai dengan pragmatisme politik dalam melahirkan pemimpin. 


Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, apakah dampak dari terdistorsinya Demokrasi lokal Kita oleh kepentingan pragmatisme politik itu bagi kepemimpinan masa depan ?

Mari Dan coba kita menelusuri makna pragmatisme politik dalam referensi berikut dan pengalaman sejarah yang kemudian mendorong gaya kepemimpinan yang jauh dari konsep demokratis – partisipatif.
Menurut John McGowan (2012) yang menulis tentang “Pragmatist Politics” mengemukakan, di zaman sinisme saat ini kita perlu mencermati secara tepat perkembangan pragmatisme politik. Meskipun dalam bukunya Itu menggambarkan tentang pemikiran demokrasi dan pendekatan pragmatisme bangsa Amerika, namun studi ini sangat relevan menjadi pembanding dalam menatap perkembangan politik di Indonesia Dan terlebih khusus dalam perkembangan Demokrasi politik lokal Manggarai Barat. Artinya kepentingan pragmatisme politik bagi banyak negara yang sekarang juga diadopsi kedalam negeri maupun daerah saat ini bukanlah sesuatu yang diharamkan, akan tetapi mungkin saja bisa terjadi karena pemaknaan liberalisme yang dinamis menjadikan politik sebagai sarana meraih keuntungan sepihak dan kepentingan derivatif. Kultur politik seperti ini yang mengakibatkan terdistorsinya Demokrasi politik lokal khususnya dalam menyambut Pesta Demokrasi daerah Manggarai Barat.

Pesta demokrasi Mabar yang sebentar lagi di selenggarakan pada 9 Desember nanti sudah memberikan sinyal Politik yang dimana agen politik daerah tidak diberikan keleluasaan untuk menentukan kebijakan dan arah geraknya sendiri namun selalu diawasi dan dipetakan oleh rumah produksi politik pusat. Ini adalah sinyal awal terdistorsinya ajang pesta demokrasi Manggarai Barat. Sinyal ini memberikan kode pada kata “Demokrasi” untuk tidak berevolusi seperti kata “Politik”. 

#Salam Demokrasi
#kedaulatan demokrasi adalah rakyat
#Penulis: Benediktus Homari Batang. 

Minggu, 13 September 2020

Pagi Dan Kopi

    Selain Keindahan yang disuguhkan oleh Alam yang indah di Timur tapi cita rasa Kopi lokal yang khas juga selalu mewarnai Pagi. Masyarakat Indonesia TIMUR sangat bergairah untuk mengawali harinya dengan suguhan wangi secangkir kopi yang Setia menyemangati. Kopi Tora Bika Flores Manggarai mempunyai cita Rasa yang khas dengan olahan yang tradisionalnya. Kebiasaan dan bahkan sudah menjadi Bagian dari kebudayaan Manggarai bila dipagi hari sebelum ke ladang para petani pasti disuguhkan dengan secangkir kopi dan ubi. Hal ini sudah menjadi suatu keindahan tersendiri dalam kehidupan sosial di Manggarai. Orang Tua memanfaatkan Pagi hari sebelum beraktivitas dengan Secangkir kopi dan Ubi untuk membentuk keakraban dalam sebuah keluarga. Itulah salah satu manfaat tersembunyi dari Secangkir kopi di Flores Manggarai Nusa Tenggara Timur.

    Indonesia yang kaya akan Budaya Serta hasil Buminya selalu menyapa kekayaanya sebagai kelemahan, hal ini yang menyebabkan potensi lokal tidak termanfaatkan secara maksimal. Karena hal itu Juga konsentrasi pengelolaan Sumber daya Alam lokal Indonesia tidak maksimal. Ketergantungan Pada pola Konsumsi Itu yang membuat Bangsa Indonesia tetap terus saja berkembang. Berharap tangan Kasih Pemerintah dalam pengelolaan Dan pemberdayaan Sumber daya lokal tersebut. Pentingnya pendampingan Pemerintah dalam pengelolaan potensi lokal ini untuk membentuk sistem Dan jejaring agar potensi-potensi hasil tani ini tidak termarginal Dan menjadi sarang didaerahnya. 

    Tidak hanya Kopi tapi masih banyak potensi hasil tani lainya yang Masih mengeram Dan membutuhkan koneksi untuk menjangkau akses sehingga hasil-hasil tani lokal Itu tidak hanya menetas di sarangnya tetapi Juga berjalan mencari suaka Serta pencinta baru. Ditengah era baru ini Pemerintah berakselerasi mengejar ketertinggalan akibat wabah Pandemi yang Tak kunjung berakhir. Milenial Indonesia Timur bersuara agar Pemerintah mulailah berakselerasi dengan potensi-potensi hasil tani lokal bukan hanya Kopi tapi Masih banyak Lainnya.

#umumIndonesia#NusaTenggaraTimur

#ManggaraiRaya

#Kopi Bermanfaat untuk keakraban Keluarga 

#Seruput Kopi Pagi ☕

Penulis: Nedi Rabun


 







 

Sabtu, 27 Juni 2020

PENDIDIKAN BERBASIS ONLINE, APAKAH EFEKTIF DALAM MEMBENTUK KARAKTER ?


Pergeserann pola dan model pembelajaran dalam dunia pendidikan sekarang sedang diuji oleh sebuah teori baru. Segala regulasi serta tatanan dalam dunia pendidikan yang sebelumnya sudah diterima oleh semua kalangan masyarakat khususnya akademis, tapi hal itu sekarang sedikit demi sedikit tergeser oleh suatu model pembelajaran yang baru yaitu model belajar yang berbasis online. Berbicara pembelajaran dengan memanfaatkan media online sebagai basis utama itu sangatlah efisien terhadap waktu karena semuanya serba cepat tidak hanya cepat seorang pelajar juga bisa mengikuti pelajaran yang sedang berlangsung dimanapun dan kapanpun serta dalam situasi apapun yang terpenting terjangkau oleh jaringan. Model pembelajaran berbasis online ini akan perlahan mempengaruhi mental dari pelajar terlebih pada pendidikan yang membutuhkan pola interaksi langsung seperti pendidikan karakter yang nantinya akan membentuk etika moral. 

Sistem pendidikan perlahan terdisruption dan kemudian produk dari pendidikan yang berbasis online akan mengalami defisit etika yang bermoral. Dan disitulah dunia baru terbentuk serta budaya yang dulunya sebagai landasan moral untuk hidup akan terdisruption juga lalu membentuk sebuah budaya baru. Budaya itu terlahir dari sebuah kebiasaan yang dapat diterima oleh semua kalangan, budaya pendidikan online sudah menjadi kebiasaan dan kita sedang berada disitu sekarang. Budaya ini hadir tanpa kompromi dan diterima oleh semua kalangan karena sebuah situasi yang mengharuskan menjalankan budaya pendidikan berbasis online.

Pendidikan dasar yang utama adalah berujung pada moral kemanusiaan. Produk pendidikan berbasis online akan berilmu pengetahuan yang tinggi namun defisit terhadap integritas moral. Indonesia sekarang sedang memproyeksi produk pendidikan yang berbasis online, saya berani mengatakan hasil dari produksi ini di masa depan Indonesia akan mengalami defisit kepemimpinan.

Integritas adalah buah dari Pendidikan (Mahasiswa Teknik Universitas MAHASARASWATI DENPASAR )

 

Sabtu, 30 Mei 2020

Virus Covid-19 Memaksa Mengubah Pola Kehidupan dan Peradaban Manusia di Dunia, Kini Era Baru Sedang di Awal Percobaan dan Manusia Sedang beradaptasi di Masa Transisi.


      Awal Peradaban manusia di Dunia sungguh bergantung dengan Alam Semesta. Dan ketika manusia sudah bisa mengenal dirinya sendiri dengan itu perubahan itu dimulai. Manusia juga makhluk hidup yang langka dan dapat bertahan terhadap siklus alam yang terus berubah. Banyak makhluk hidup lain yang telah punah dan meninggalkan rantai ekosistem, namun manusia tetap bertahan pada puncak rantai ekosistem itu. Manusia sebagai makhluk hidup merupakan makhluk yang sempurna apabila dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya, juga manusia merupakan makhluk hidup yang dinamis dalam pengertian bahwa manusia dapat mengalami perubahan-perubahan. Perubahan-perubahan itu dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal dan faktor internal sehingga manusia terus beradaptasi pada suatu kondisi agar eksistensinya tetap bertahan pada puncak.
         Manusia terus berdapatasi dan kembali pada dirinya sendiri untuk mengenal batasanya yang membuatnya mencari kesempurnaan dengan inovasi baru untuk mengatasi batasan – batasan itu. Dengan itu lahirlah para ilmuwan-ilmuwan yang berusaha untuk mengatasi batasan-batasan pada manusia, dari waktu ke waktu inovasi-inovasi terbaru itu terus hadir untuk kesempurnaan manusia. Tidak ada yang menyangkal bahwa dunia kini sudah jauh lebih berkembang hingga morfologi awalnya sudah tidak tergambar lagi karena penuh dengan editan inovasi manusia. Seiring penemuan-penemuan para ilmuwan teknologi baru juga memberikan andil perubahan di permukaan Bumi dan pada peradaban manusia. Revolusi yang pertama hasil dari inovasi manusia terjadi antara tahun 1750 – 1850 ( Buku, Revolusi Industri 4.0. Gunawan S.Pd ) yaitu terjadinya perubahan besar-besaran di bidang industry pertanian, manufaktur, pertambangan, transportasi, dan teknologi serta memiliki dampak yang mendalam terhadap pola kehidupan dan peradaban manusia baik terhadap kondisi sosial, ekonomi, dan budaya di Dunia. Pada saat masa transisi sebelum menyambut suatu era yang baru manusia harus beradaptasi dengan suatu pola kehidupan yang baru juga.  Revolusi industri ini terus berkembang dari masa ke masa. Berikut ini jejak revolusi industry beserta penemuan dan penggunaan hasil dari revolusi industry tersebut yang mempengaruhi pola kehidupan dan peradaban manusia.

Revolusi Industri I : Masih berupa menggunakan sistem mekanisasi, penggunaan uap sebagai penggerak, penggunaan air untuk menciptakan tekanan. Rentang waktu sejak tahun 1784. Produk yang di hasilkan adalah : kereta uap, mesin uap, mesin pertambangan mekanik, mesin bajak pertanian, mesin pemintal benang (spinning jenny), mesin pemisah biji kapas (cotton  gin), telegraf, penggunaan minyak bumi, penggunaan b esi dan baja tempa, munculnya elektrifitas, mesin pembuat kertas, alat tenun listrik (power loom).

Revolusi Indrustri II : Pabrik mulai memeperbanyak produksi massal, perakitan, unit pembangkit listrik. Rentang waktu sekitar tahun 1870. Produk yang dihasilkan adalah : Lampu pijar, listrik, vulkanisasi karet, kendaraan ( sepeda motor, mobil ), pesawat telepon, pesawat terbang, cikal bakal computer.

Revolusi Industri III :   Penggunaan sistem berbasis teknologi informasi dan otomatisasi penggunaan teknologi. Rentang waktu sejak tahun 1969. Produk yang dihasilkan adalah : jaringan  computer (networking), jaringan internet computer oleh ARPANET, Programmable logic control ( PLC).

Revolusi Industri IV : Munculnya teknologi terapan di sejumlah bidang. Rentang waktu sejjak tahun 2011. Produk yang dihasilkan adlah Robot, printing 3D, kendaraan otonomi penuh (fully autonomous vehicles), kecerdasan buatan (Artificial intelligence=AI), Internet Of Things (IOT), teknologi nano (nano technology), bioteknologi, sistem siber fisik ( cyber physical sistem=CPS), komputasi kuantum (quantum computing), realitas virtual (virtual reality).

Revolusi Industr V : ............................??. Jawaban untuk tanda Tanya ini, manusia masih berhadapan dengan pertanyaan yang ada dalam tanda tanya.

           Dan saat ini umat manusia sedang berhadapan dengan  masa transisi yang mengarah ke suatu era yang baru dimana segala aktifitas didominasi oleh semua yang tidak terlihat tapi nyata dalam perubahannya. Sejak munculnya wabah  covid-19 sejak desember di wuhan china awal mulanya era baru itu dimulai yaitu era Disruption. Covid-19 merupakn tantangan terhadap kecerdasan dalam bioteknologi dan persepsi global Covid-19 merupakan elemen pendobrak agar umat manusia terdesak masuk dalam zona yang baru itu. Zona yang membawa manusia melenyapkan sosialisasi langsung secara fisik sehingga melompat jauh dari ekosistem alam semesta. Sebagai kaum  akademis intelektual kita harus berpandangan jauh kedepan sehingga menimbulkan banyak pertanyaan, Apakah Covid-19 ini membawa kita ke sebuah perubahan yang baru atau malah menuju jurang akhirnya peradaban manusia. Teruslah bertanya agar jawaban tidak dapat dicari. Bakal banyak aktivitas sosial manusia yang bersifat langsung yang akan terdisrupsi oleh lajunya perkembangan dan kemajuan teknologi jejaring sosial di dunia maya apabila Wabah ini terus berlanjut.
 

PESTA DEMOKRASI DI DESA YANG BERMUARA PADA FRAGMENTASI SOSIAL MASYARAKAT (STUDI KASUS: DESA SEPANG)

Saya Anak Desa Sepang: Benediktus H. Batang   Saya Benediktus H. Batang generasi masyarakat Desa Sepang yang sedang dalam proses menempuh pe...